Halaman

Kamis, 21 Juni 2012

Humor Pencari Kerja


Dunia ini panggung sandiwara
ceritanya berubah-ubah
kisah Mahabrata
atau tragedi dari Yunani

Emang sedap tuh lagu. mencerminkan di alam raya ini apa pun bisa terjadi. Tapi.... ini dia yang seru..... di balik panggung cerita, ada cerita lainnya. di edisi perdana ini gue kisahkah peristiwa di balik dunia para pencari kerja

Keponakanku sedang cari kerja. Dia sms bahwa dia dapat tawaran aneh dari sebuah perusahaan yang kalau dia akan masuk staff administrasi mereka. Tapi dia harus bayar rp. 350.000!

Apa coba yang aneh? Ya, itu,
masak belum kerja aja sudah harus bayar. Kalau perusahaan outsourcing sih wajar. Tapi tokh perusahan outsoircing “minta dibayar”-nya melalui gaji yang dipotong. Lha yang ini kerja aja belum tapi udah dimintai duit.

Karena itu, atas saran seorang teman kantor, aku menyuruhnya pulang saja. Mana walk in interview, lagi. Bisa saja kan perusahaan itu hanya fiktif dan hanya menyewa gedung saja, kemudian raib setelah menggondol uang yang kalau dikalkulasikan dengan uang calon pekerja lain  jadi amat sangat banyak!!!

Nah, setelah kejadian ini, aku, temen kantorku, dan temen-temen lainnya malah terlibat obrolan santai di sela-sela kerjaan kami masing-masing.

Ternyata temen kantorku itu, sebutlah Hari, mengaku banyak makan asam garam soal perusahaan walk in interview yang aneh (sebelum kerja sekantor dengan-ku tentunya).

Suatu kali dia pernah ikutan wawancara model begitu juga dimana dia dan temannya dimintai duit. Kalau dia mah minggat, sementara temennya malah bayar. Untung saja waktu itu cuma kasih 10.000, jadi kalau ketipu nggak rugi2 amat.

Tapi rata-rata dia mengaku sering ketipu-lah dalam hal mencari kerja. Terutama oleh iklan tentang lowongan jadi Staff Administrasi, yang nggak tahunya malah….

Gimana? Penarasan?
Lanjuuuuutttt…!!!

Waktu itu dia dapat informasi lowongan kerja dari koran, maka pergilah dia ke alamat perusahaan bersangkutan. Tapi saat tiba di sana, dia heran, kok tempatnya rumah biasa? Udah gitu, kumuh banget, lagi. Karena penasaran, dia tanya ke tukang rokok di seberang rumah, “Bang, ini perusahaan apa ya?”

Apa coba jawab si tukang rokok?

Dengan logat betawi yang kental, si abang menjawab: “Kalo lu mo cari kerja, jangan di sini dah. Mendingan sono Indomaret (sambil nunjuk Indomaret yang nggak jauh dari situ). Di rumah ini cuma ada tukang panci!!”

“Hah?! Disuruh jualan panci dong?!” Hari kaget. Detik itu juga dia langsung pulang.
Tapi yang ini belum seberapa.

Suatu saat dia dapat lowongan lagi. Sama, buat posisi Staff Administrasi, tapi kali ini lokasinya lebih bonafid, di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Tapi yang aneh, yang punya hajat kok penampilannya kucel-kucel ya walau doi pake kemeja dan dasi? Udah giu pada keringetan lagi – setelah sebelumnya Hari mendengar mereka menimbulkan suara gaduh yang aneh di lantai atas. Berangkat dari pengalaman sebelumnya, Hari akhirnya nanya, “Mas, ini beneran kan buat posisi Staff Administrasi? Bukan sales?”

Dan si empunya hajat menjawab, “Bapak tenang saja, saya jamin ini bukan sales. Kami perusahaan yang berafiliasai di Amerika. Kami sedang tidak membutuhkan sales.”

“Lha terus kok karyawannya pada keringetan?”

“Ooh, ini memang teknik yang sering kami lakukan sebelum kerja.”

Tapi saat itu Hari nggak yakin. Masak ya teknik sampai keingetan gitu? Udah gitu di ruang interview itu, terpampang dengan jelas di latar belakangnya ada tumpukan kardus-kardus panci! Merasa tidak enak perasaan, teman saya itu kabur sebelum agenda berikutnya, yakni mengumpulkan semua calon pekerja di sebuah ruangan.

Tapi temenku itu nggak langsung pulang. Dia ngaso dulu di tukang rokok seberang. Dan nggak berapa lama kemudian, dia menyaksikan pemandangan yang membuatnya terpana, yakni: orang-orang yang tadi melamar dengannya keluar gedung sambil membawa panci!!

Tahulah temanku kalau “Staff administrasi” yang dimaksud di sini tetap saja “sales panci”.

“Kalau memang akhirnya ketahuan mereka ketipu bukannya jadi staff administrasi tapi disuruh jualan panci, kok mereka tetep mau sih? Kan bisa aja pergi sambil mencak-mencak?” tanyaku nggak ngerti.

“Kan udah dibrainstorming dulu. Mereka pasti terbujuk,” jawab Hari.”

“Malah mungkin udah dibrainwashing! Dicuci otaknya biar nurut sama majikan,” temen lain nyeletuk, membuatku bergidik.

Whateva-lah. Tapi mungkin perlu ditegaskan dulu kali, ya, kalau apa yang kutulis di sini nggak bermaksud memojokkan atau memandang remeh sesuatu hal pun, termasuk pekerjaan sales, ataupun soal panci. Apa yang kubuat di sini berdasarkan fakta yang ada dalam cerita.

Namun intinya, temanku ini pantang menyerah untuk urusan mencari pekerjaan. Maka ketika dia mendapat lowongan walk in interview lagi, dia pun mendatangninya.

Kali ini pelamarnya berjubel. Saking ramainya, banyak pelamar yang terpaksa menunggu di luar gedung, termasuk temenku. Nah, saat itulah lewat seorang tukang krupuk. Bukannya terus jalan, tukang krupuk itu malah berhenti sebentar di dekat temenku, lalu nanya, “Mas, lagi nyari kerjaan ya?”

“Emangnya kenapa?” tanya Hari.

Bukannya jawab, si tukang krupuk malah meneruskan ucapannya, “Pasti sales ya? Mendingan jangan deh. Saya pernah tuh, Mas, jadi sales. Capek!! Mendingan dagang krupuk aja.”

Lalu ngeloyor-lah tukang krupuk.

Cerita selesai sampai di situ, tapi tak urung jurtru membuat aku dan temen-temen kantor lain ketawa mendengar cerita Hari yang sau ini. Tentunya bukan tawa mengejek lho ya. hanya saja terkadang kita kan memandang rendah pekerjaan tukang krupuk, tapi justru dari mulut profesional bersahaja itu keluar ucapan yang witty.

Yah, biar bagaimanapun pekerjaan sales memang capek, kan? Kita harus mengejar target penjualan yang kadang agak mustahil dicapat sesuai deadline. Meskipun juga sebenarnya banyak orang yang sukses berawal dari pekerjaan ini. Logika sederhananya ya gampang saja, menjadi sales adalah posisi paling dasar untuk belajar dan menyerap pembelajaran tentang trik-trik marketing.

Yang patut disorot di sini adalah betapa terkadang sebagai pencari kerja kita tertipu. Ketika lowongannya begini, nyatanya begono. Lowongannya begono, nyatanya begindang. Bahkan ada seorang teman yang pernah mendapat lowongan kerja (sebagai Staff Administrasi juga) nggak tahunya ternyata sekte yang sedang mencari umat!!!!

Pada awalnya kita kesal karena merasa tertipu, namun di kemudian hari saat diceritakan lagi, tak urung menimbulkan sekulum senyum atau segaung tawa. Entah tawa yang menertawakan kepolosan kita di masa lalu, entah tawa satir, entah tawa peringatan agar kita tidak terjebak lagi ke penipuan yang sama.

Apapun itu, bagi para pencari kerja, jangan jadikan tulisan ini membuatmu ragu melangkah dan mencari peruntungan mendapatkan pekerjaan yang baik. Tokh, masih banyak juga perusahaan-perusahaan yang memang jujur menginformasikan kebutuhannya dan fir terhadap kepentingan semua pihak. Namun teliti dan cermati-lah perusahaan yang akan kau masuki. Jangan mudah termakan oleh segala akal bulus mereka jika tanpa dibarengi bukti-bukti yang menguatkan.

2 komentar:

  1. Wah, aku lom msuk dunia kerja. jadi dapet gambaran nih

    BalasHapus
  2. hahaha,, aku jg pernah ngalamin hal yg sama,, tp bkn jd sales panci tp sales alat p'hemat listrik

    BalasHapus