Halaman

Kamis, 26 Juni 2014

Capres Paling Dizolimi DIJAMIN Jadi Presiden 2014. Dia adalah...

Yang bikin meme/sotoshop, makasih ya ^_^
Saya pernah bercanda sama teman, kalau kandidat presiden yang dizolimi pasti yang bakal menang ajang copras capres 2014. Saya sebenarnya nggak bercanda. Sudah ada contoh sejarahnya.


SBY, misalnya, sukses jadi capres mengalahkan Megawati tahu 2014 (justru) sesudah dia "di-bully" Taufik Kiemas, yang meremehkan niat seorang menteri yang mau melawan atasannya di ajang copras capres.

Nyatanya SBY menang.

Agak melenceng dari ajang copras capres, Jokowi-Ahok juga gitu waktu ngelamar jadi gubernur Jakarta. Mereka banyak "di-bully" oleh isu SARA dan lain-lain, sampai-sampai penyanyi dangdut ternama aja kampanye di ceramah-ceramahnya demi ini.

Nyatanya Jokowi-Ahok menang.

Nggak tahu kenapa orang di-bully kok suka menang? Mungkin rakyat Indonesia terlalu meresapi jiwa sinetronnya. Nah, sinetron yang tokohnya nelangsa (dijamin) laris manis, kan? Dengan kata lain, rakyat Indonesia mudah jatuh hati sama tokoh (protagonis) yang tetap  tabah biarpun diapa-apain.

Masih nggak percaya sama teori saya? Lihat tuh sejarah Pak Harto jadi presiden. Rakyat trauma dengan pemberontakan 30 September yang (katanya) didalangi PKI. Rakyat alergi dengan PKI, dan pro pada ABRI yang jadi obyek "bully" PKI. Saya nggak mau bahas kontroversi di balik sejarah itu. Saya cuma mengamati "psikologi komunikasi massa"-nya. Faktanya, rakyat bersimpati pada ABRI sejak peristiwa itu, bukan?

NAH.... Untuk ajang copras capres 2014 pun harusnya begitu. Harusnya lho.

Harusnya gampang mencari pembeda.
Harusnya gampang melihat tanda siapa yang pasti bakal menang.....
..... kalau pakai teori "bully" saya di atas.

Tapi sepertinya timses kedua capres juga sadar teori ini kali ya. Mereka sama-sama melek sejarah. Sama-sama sadar potensi rakyat Indonesia yang senang drama. Alhasil timses dan pendukung kedua capres sama-sama pakai strategi "bully" ini. Nggak usah saya kasih contoh, sampeyan bisa dapat contohnya di timeline facebook atau twitter masing-masing.

Yang namanya bully itu nggak melulu frontal. Nggak melulu Timses/pendukung A nge-bully B, maka B disayang rakyat (atau sebaliknya). Bully juga bisa berupa timses/pendukung A nge-bully capres-nya sendiri agar rakyat percaya bahwa timses/pendukung B lah yang melakukannya, sehingga rakyat antipati pada B, dan makin sayang pada A.

Yah, namanya juga politik, Gan. Hukum positivisme yang ada di Matematika atau Fisika ga berlaku. Di politik, 1 + 2 nggak melulu 3!

Lalu, siapa nih pemenangnya? *Barangkali masih ada yang ngeyel nanya.

Soal ini, saya punya pengalaman unik nih. Saya pernah tahajud minta dimantapkan hati siapa capres pilihan saya. *Wah, ajang copras-capres aja mesti nanya Tuhan? Iya lah.... ini juga gara-gara sampeyan yang bikin saya pusing di internet ha ha

Nah, sehari habis tahajud, saya dapat mimpi capres "ANU" menang pilpres 2014!

Siapakah dia......?

Em sori. Saya tidak akan membagi infonya. Saya punya alasan kuat :
1. Mimpi bisa diperdebatkan keotentikannya. Bisa saja itu beneran dari Allah, bisa saja cuma bunga tidur.
2. Nanti saya dikira kampanye.
3. Nanti tulisan saya dimanfaatkan orang nggak bertanggung jawab.

Jadi, kalau mau tahu apa jawaban-Nya, kenapa tidak cari tahu sendiri lewat keyakinan masing-masing?


Cukuplah konsultasi saya dengan Tuhan untuk kemantapan saya sendiri. Apalagi saya masih beraliran kuno, masih percaya pada azas  L U B E R.
Langsung
Umum
BEbas
Rahasia

7 komentar:

  1. Saya suka dengan gaya menulis anda, mantabbb!
    numpang kasih info ya boss, kalo ada yang mau diskusi tentang mesin fabrikasi klik aza www.mesinfabrikasilogam.blogspot.com.. semoga bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. mongga, gan. dan terima kasih udah berkunjung di mari :)

      Hapus
  2. Mantabz!
    Ane setuju sama agan :) Pemlu harus LUBER.

    BalasHapus