Halaman

Selasa, 10 Desember 2013

Ingin KOPDAR Seru? Tersesatlah di Antariksa!

Bosan rasanya kopi darat di Jakarta tempatnya itu-itu saja. Kalau tidak mal, ya café gaul. Kopdaran memang seru (kalau tidak percaya, colek KoJak ). Kita bisa kangen-kangenan dengan teman-teman yang cuma ditemui di dunia maya (lewat XL Axiata lebih murah). Kita berbagi pengalaman, berbagi perasaan, berbagi pikiran, bahkan juga berbagi makanan!

Tapi….. kalau lokasi kopdarnya itu-itu saja?

Kita butuh sesuatu yang berbeda! Sesuatu yang tidak dibatasi oleh
bentuk kotak bangun ruang. Sesuatu yang ada di ruang terbuka. Sesuatu yang tidak bisa ditemukan di setiap tempat setiap hari. Sesuatu yang menuntut sedikit perjuangan untuk bisa menikmatinya!
Saran saya cuma satu: wisata antariksa!
(Antariksa. Foto : www.bhmpics.com/)

Wat is de mining of Antariksa


Antariksa menurut KBBI adalah bagian alam semesta yang berada di luar atmosfer bumi. Bintang, komet, meteor, dan planet adalah bagian antariksa.

Tapi tidak. Saya tidak sedang mengajak kamu pergi ke bulan untuk kopdar. Saya belum cukup kaya untuk jadi penyandang dana (dan angkot kita belum cukup gila untuk dicarter pergi ke sana).

Ini wisata kopdar di mana momentum utama yang dicari adalah melihat benda langit! Ya ya ya, siapa pun tahu Jakarta punya satu tempat khusus untuk wisata semacam ini, yakni Planetarium. Tapi saya tidak membicarakan pertunjukan astronomi ala bioskop yang bisa kita tonton di sana setiap saat. Saya membicarakan pertunjukan astronomi sesungguhnya di alam terbuka di mana posisi kita langsung menghadap ke langit!

Mungkin kelihatannya sepele. Tapi berburu benda langit yang sesungguhnya tidaklah mudah. Kita harus paham mengenai obyek langit, posisi-posisinya, dan cara mengoperasikan instrumen untuk berburunya. Dalam hal ini kita bisa bekerja sama dengan pihak Planetarium atau klub astronomi yang bernaung di bawah asuhan Planetarium. Biarkan para ahli yang bekerja, kita nikmati hasilnya saja ha ha…. Satu hal mesti kita sadari bahwa, kopdar ini akan makin seru jika kita memerhatikan timing pelaksanaannya.

Timing is Everything
Berburu gerhana bulan di atap Planetarium (foto: Hara Hope)

Timing yang paling bagus adalah kopdar bertepatan dengan kejadian-kejadian luar biasa di antariksa. Misalnya saat terjadi gerhana bulan, gerhana matahari, komet melewati bumi, atau hujan meteor. Untuk timing ini bisa dikoordinasikan dengan pihak Planetarium, atau dengan memeriksa “agenda antariksa” di website lembaga-lembaga antariksa. Tapi sederhananya, timing ini bisa kita bagi menjadi 3 opsi kopdaran:

1. Timing Malam Hari
Di mana-mana berburu benda langit memang malam hari. Pasti jarang juga kan ada kopdaran malam hari? Sudah begitu tempatnya di atap gedung Planetarium, lagi! Sedap banget tuh! Belum pernah ada yang merasakan sensasinya naik ke atap Planetarium malam-malam, kan? Apalagi sambil mengamati bulan yang sedang gerhana, atau Planet Jupiter yang tampil genit bersama satelit-satelitnya, atau bintang merah Antares, atau summer triangle yang kesohor di musim kemarau itu.

2. Timing Siang Hari
Berburu sunspot di pagi hari (Foto : Hara Hope)
Siapa bilang siang hari tidak bisa mengamati benda langit? Malahan kopdar antariksa siang hari sangat cocok untuk keluarga yang punya anak-anak yang tidak kuat bobo larut. Anak-anak bisa merasakan sensasinya melihat benda langit di siang hari. Apa lagi kalau bukan matahari?! Bayangkan jika kita kopdaran tepat dengan saat-saat matahari mengalami gerhana, misalnya. Saya jamin akan seru 1000%. Sssttt…… bocorannya pada 9 Maret 2016 Indonesia kebagian jatah nonton gerhana matahari total! Kabar buruknya, cuma warga Palembang, Palangkaraya, Palu, Luwuk dan Ternate yang kebagian nonton. Tapi tidak apa. Kita masih dapat menikmati keindahan sunspot dan flare matahari yang terjadi hampir sepanjang tahun. Dijamin, kopdar ini memberi perbendaharaan ilmu yang tak kalah banyak!

3. Timing Siang-Malam
Ini adalah kopdaran yang lebih dikondisikan lagi dan dan harus direncanakan lebih matang. Waktu pelaksanaannya bisa dimulai sejak pukul 3 sore untuk menikmati aktivitas matahari hingga puncaknya adalah menikmati berbagai obyek langit di gelap malam. Tapi tempat penyelenggaraannya harus diubah. Bukan lagi di atap gedung Planetarium, melainkan Pulau Pramuka. Di wilayah satu-satunya Jakarta yang belum terkena polusi cahaya ini, kita bisa lebih bebas mengeksplorasi antariksa. Bukan hanya matahari, bulan, dan Jupiter saja yang terlihat. Kita juga bisa menikmati keindahan berbagai rasi bintang, hujan meteor, galaksi-glaksi, bahkan juga satelit buatan yang hilir mudik di atas sana. Saya yakin ini akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi semua orang. Tanpa terkecuali!


Nah,  masih kurang ide untuk membuat seru kopdaran kamu? Cobalah petualangan ini!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar