Beberapa waktu lalu aku dapat info kompetisi blog "Catatan Anak Bangsa" yang diadain LSM internasional SOS Children's Villages chapter Indonesia.
Berhubung hadiahnya jalan-jalan ke markas SOS Children's Villages di Bali dan berhubung ini terkait dunia anak-anak yang bersinggungan dengan pekerjaanku, aku tergoda ikutan. Kan jarang-jarang bisa maen ke Bali lewat curhatan kita? Apalagi gratisan he he...
Maka jadi lah tulisan Dia yang Menyayangi, Dia yang Menyakiti, diangkat dari pengalaman menyakitkanku selama terlibat dalam isu penanganan masalah anak di Kota Cirebon.
Nggak disangka ternyata dapet predikat 25 Terbaik! Itu tuh namaku ada di kolom warna oranye, "H. Arif Arofah", itu nama (KTP)-ku.
Sudah pasti seneng lah. Penulis blog pemalas kayak gini masih bisa dapet predikat terbaik bareng 24 orang lainnya.
Tapi sekaligus kesel, karena pengumuman pemenang nggak sekalian hari itu juga. Mungkin ini sugesti kali ya, bahwa setiap aku nggak ngarepin karyaku menang, malahan menang. Tapi kalau ngarep menang, biasanya malah nggak menang. Nah, sebelum dinoabatkan "25 Terbaik", aku nggak ngarep menang (cuma nyalurin curhat aja). Tapi abis dinobatkan "25 Terbaik", hatiku sontak ngarep menang. Istilahnya, udah bentar lagi nyampe finish, masak nggak ngarep?
Hasilnya? Kalah ha ha ha..... Tidak ada namaku di sana...
Padahal sebenernya aku sempat pesimis menang lho. Soalnya jurinya Enda Nasution, jawaranya blog Indonesia. Kupikir, ni orang pasti nggak melulu nilai aspek tulisannya aja. Pasti sekalian nilai bloggernya tergolong rajin nggak ngeblog. Kalo ternyata nggak rajin berarti traffic blognya nggak keren-keren amat, berarti analisisnya juga nggak teruji di masyarakat dunia maya.
So dia pantas untuk kalah.
Aku tahu ini cuma dugaanku aja, kejadian sebenarnya mesti nggak gini. Tapi seharusnya aku tetep bertahan dengan pesimisme itu, kali-kali aja jadi menang ha ha......
Tapi tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan ketidakpuasan, apalagi menggugat hasil kompetisi. Aku sudah cukup seneng kok dengan segala yang terjadi. Dengan adanya lomba ini aku jadi semangat lagi ngeblog. Mojo-ku ternyata belum habis! Dan aku jadi paham sepenuhnya kenapa orang-orang ini jadi pemenangnya. Tulisan mereka bagus-bagus dan menyentuh. Saatnya aku belajar pada (tulisan-tulisan) mereka.
So terima kasih atas pengalamannya, SOS Children's Village.
Terima kasih Enda Nasution.
Terima kasih, mentemen.
Terima kasih, Pengalaman.
Terima kasih semuanya :)
Berhubung hadiahnya jalan-jalan ke markas SOS Children's Villages di Bali dan berhubung ini terkait dunia anak-anak yang bersinggungan dengan pekerjaanku, aku tergoda ikutan. Kan jarang-jarang bisa maen ke Bali lewat curhatan kita? Apalagi gratisan he he...
Maka jadi lah tulisan Dia yang Menyayangi, Dia yang Menyakiti, diangkat dari pengalaman menyakitkanku selama terlibat dalam isu penanganan masalah anak di Kota Cirebon.
Nggak disangka ternyata dapet predikat 25 Terbaik! Itu tuh namaku ada di kolom warna oranye, "H. Arif Arofah", itu nama (KTP)-ku.
Sudah pasti seneng lah. Penulis blog pemalas kayak gini masih bisa dapet predikat terbaik bareng 24 orang lainnya.
Tapi sekaligus kesel, karena pengumuman pemenang nggak sekalian hari itu juga. Mungkin ini sugesti kali ya, bahwa setiap aku nggak ngarepin karyaku menang, malahan menang. Tapi kalau ngarep menang, biasanya malah nggak menang. Nah, sebelum dinoabatkan "25 Terbaik", aku nggak ngarep menang (cuma nyalurin curhat aja). Tapi abis dinobatkan "25 Terbaik", hatiku sontak ngarep menang. Istilahnya, udah bentar lagi nyampe finish, masak nggak ngarep?
Hasilnya? Kalah ha ha ha..... Tidak ada namaku di sana...
Padahal sebenernya aku sempat pesimis menang lho. Soalnya jurinya Enda Nasution, jawaranya blog Indonesia. Kupikir, ni orang pasti nggak melulu nilai aspek tulisannya aja. Pasti sekalian nilai bloggernya tergolong rajin nggak ngeblog. Kalo ternyata nggak rajin berarti traffic blognya nggak keren-keren amat, berarti analisisnya juga nggak teruji di masyarakat dunia maya.
So dia pantas untuk kalah.
Aku tahu ini cuma dugaanku aja, kejadian sebenarnya mesti nggak gini. Tapi seharusnya aku tetep bertahan dengan pesimisme itu, kali-kali aja jadi menang ha ha......
Tapi tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan ketidakpuasan, apalagi menggugat hasil kompetisi. Aku sudah cukup seneng kok dengan segala yang terjadi. Dengan adanya lomba ini aku jadi semangat lagi ngeblog. Mojo-ku ternyata belum habis! Dan aku jadi paham sepenuhnya kenapa orang-orang ini jadi pemenangnya. Tulisan mereka bagus-bagus dan menyentuh. Saatnya aku belajar pada (tulisan-tulisan) mereka.
So terima kasih atas pengalamannya, SOS Children's Village.
Terima kasih Enda Nasution.
Terima kasih, mentemen.
Terima kasih, Pengalaman.
Terima kasih semuanya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar