Halaman

Setiap kejadian punya kisah lain di belakangnya. Ibarat panggung pertunjukan, situasi di depan dan belakang sama riuhnya. Situasi di depan, orang banyak yang tahu. Lalu bagaimana kisah di bagian belakangnya?

Di tempat inilah cerita (di belakang panggung) bergulir.......

Senin, 26 Mei 2014

Gampang Banget Masuk ke DUNIA FIKSI

Ingat Alice in The Wonderland? Yep, cewek tanggung yang masuk ke dunia khayalan. Ternyata kita juga (rawan banget) senasib dengannya. Maksudnya masuk ke dunia antah berantah semacam itu. Nggak percaya? Tengoklah kebiasaan kita dewasa ini yang asyik melahap apa pun berita tentang  JOKOWI vs PRABOWO jelang PILPRES.

Membahas keduanya memang nggak ada matinya, kita jadi punya kenikmatan sendiri yang tiada taranya.

Kenikmatan yang dimaksud adalah berita tentang mereka berdua yang buanyak banget jumlahnya. Kita diberi beribu macam gerbang untuk masuk ke dunia "wonderland" itu. Awalnya memang bagus-bagus, tapi kok lama-lama makin bikin keder ya? Beberapa berita (malahan sebagian besar) membuat gue mikir, "Ini bener nggak sih?" saking musykilnya.

Akh, tahulah gue. Gue sedang terjebak ke dunia antah berantah di dalam FIKSI yang
membagus-baguskan tokoh jagoannya dan mendiskreditkan tokoh lawannya. Gue berani bilang Fiksi karena cuma di tulisan itu yang mengungkap hal begitu (berita di situs lainnya tidak). Dan kadang-kadang dari kisah Fiksi itu berujud postingan berita yang benar-benar terjadi di masa lalu tapi sengaja di-repost atau re-share sekarang dengan nada yang berbeda dan tujuan berbeda.

Dengan kata lain, ada unsur kesengajaan untuk "mereka-reka" di sini.

Well, okay. Sebagai penulis novel, gue demen banget tuh kisah rekaan. Novel, komik, film, gue hajar habis semusykil apa pun itu. Tapi mengingat ini berkaitan dengan fakta yang sudah ada, sementara cerita tidak dibungkus indah ala novel percintaan, gue jadi nangis-nangis sendiri di depan kupasan bawang merah.

Perlahan tapi pasti gue mulai jengah dengan "kenikmatan" ini. Gue merasa seperti orang bodoh yang sedang disuguhi kisah yang tidak cantik yang diamini secara berantai dan beramai-ramai.


Gue putuskan PENSIUN DINI saja



Gue nggak tahu siapa penulis asli tulisan-tulisan yang bikin gue bodoh itu, karena gue malas melacak, dan rata-rata teman asyik aja meng-copy-paste/share dari pihak yang juga meng-copy-paste/share. Ya sudahlah, itu urusan yang bikin tulisan. Gue nggak perlu meradang. Tokh tulisan mereka nggak dimaksudkan untuk mengejar prestasi di Khatulistiwa Literary Awards (atau awards lainnya), kecuali meraup simpati sebanyak-banyaknya.

Gue cuma berharap siapa pun yang baca tulisan semacam ini nggak memakan bulat-bulat berita. Ingatlah, menulis kata-kata di internet itu semudah membalikkan tangan. Tapi minta pertanggungjawabannya susah banget karena kita nggak melulu tahu secara pasti siapa penulisnya, dan apa tujuan dari tulisannya.

Kita (manusia) terlalu mudah dikibuli oleh sesuatu yang ingin kita dengar. Kalau kita sudah terlanjur suka pada sesuatu/seseorang, misalnya, apa pun berita tentang dia pasti dipercaya bulat-bulat.

Kita juga terlalu mudah dikibuli oleh sesuatu  yang mengancam. Kalau sesuatu (yang nggak kita sukai) terdengar merongrong keselamatan bahkan keimanan kita, misalnya, kita akan langsung antipati.

Yah, namanya juga sifat manusia. Begitulah akibatnya kalau mengikuti naluri/id-nya. Makanya kita perlu mendengarkan superego dan meramunya dengan ego kita. Ribet ya, istilahnya? Sengaja, biar kelihatan intelek ha hah.... Secara sederhana, gua cuma mau bilang :

Hati-hati dengan FIKSI. 
Jangan terlalu mudah dikibuli olehnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar