Halaman

Setiap kejadian punya kisah lain di belakangnya. Ibarat panggung pertunjukan, situasi di depan dan belakang sama riuhnya. Situasi di depan, orang banyak yang tahu. Lalu bagaimana kisah di bagian belakangnya?

Di tempat inilah cerita (di belakang panggung) bergulir.......

Selasa, 27 Januari 2015

DAUD BUKAN LAWANNYA GOLIATH (Dongeng tentang Berniaga dan Tokobagus)

Saya mau mendongeng. Dongeng yang agak basi, karena apdetannya 14 Januari 2014 kemarin. Nggak apa-apalah.... namanya juga orang sibuk (ceilah....) baru nyadarnya hari ini.

Di rumah, istri lagi nangis gegerungan karena LCD laptopnya rusak. Sebagai suami yang baik keuangannya lagi tiris karena terlalu konsumtif beli perabotan  rumah baru, terpikirlah untuk mampir ke berniaga.com. Niatnya jelas mau cari laptop tangan kedua buat gantiin leptop bini.

Saya ketiklah kata "berniaga.com" di Chrome. Kok munculnya olx.com?
Saya ketik lagi kata "berniaga.com". Muncul lagi olx.com.
Wah, ada yang ngerjain laptop gue nih. Lewat suatu cara dia berhasil ngebajak laptop sehingga muncul situs olx setiap saya ngetik nama situs saingannya itu.
Tapi tunggu dulu. Kok saya nemu gambar ini di laman utama olx?


Omigot!! Jadi.... jadi..... dua kompetitor ini udah jadi satu??? Mereka udah akur sekarang layaknya Daud sama Goliath yang milih cipokan daripada berantem smackdown?!
Alasannya apa?
Dirundung penasaran, saya googling, dapat berita di situsnya jonru CNN Indonesia yang saya anggap kredibel membahas ini:

 OLX dan Berniaga sama-sama situs web iklan baris online. Keduanya bersatu setelah terjalin kesepakan antara Naspers dan Investor Berniaga, 701 Search, pada 14 November 2014.
Naspers dan 701 Search akan membenntuk perusahaan patungan di Brasil, Thailand, Bangladesh, dan Indonesia. Di Indonesia, Naspers akan jadi pemegang saham mayoritas menguasai 64 persen di preusahaan patungan ini, sementara 701 Search sebesar 36 persen. Nantinya, layanan Berniaga bakal ditutup dan merek OLX dipertahankan.
701 Search merupakan gabungan antara perusahaan Schibsted (Norwegia), Telenor (Norwegia), dan Singapore Press Holdings (Singapura).


Timeline berita ini Kamis, 20 November 2014, saat kesepakatan itu terjadi. Kalau tutup usia berniaganya ya Januari 2015. Lihat berita Detik ini.

Merger-mergeran seperti ini boleh dibilang jamak terjadi. Dari klub sepakbola sampai bank swasta sah-sah aja dimerger. Yang penting situ punya daun duit buat memerger.

Hanya saja, saya kok jadi sedih baca "dongeng" ini ya? Rasanya saya nggak akan lagi nemu asyiknya berselancar di lapak barang second semacam ini. Kalau dulu kan kesannya rame, heboh, seru. Persis seperti saya lagi ada di tengah-tengah kompleks toko-toko kelontong yang pedagangnya ribut bilang barang di tokonya kelas wahid semua. Mereka punya gaya dan ciri khas masing-masing. Kita bisa bebas mampir dan keliling ke manapun kita mau. Tapi besoknya, pas kita main lagi ke kompleks ini..... "SLEP" semua toko kelontong berwajah sama semua. Nggak ada lagi gaya dan ciri khas, bahkan nggak ada lagi hiruk pikuk seru berbalut kompetisi riuh rendah.

Semuanya berganti menjadi aroma keseragaman demi bermuaranya profit ke satu arah saja.

Aih, kok saya jadi suuzon ini semata untuk membunuh kompetitor ya? Istilahnya, monopoli.

Aduduh.... syuh... syuh.... pergi jauh kau prasangka!

Satu hal yang pasti, sepertinya Daud tidak pernah bisa mengalahkan Goliath, kalau apa yang kita bicarakan adalah uang.......