Halaman

Setiap kejadian punya kisah lain di belakangnya. Ibarat panggung pertunjukan, situasi di depan dan belakang sama riuhnya. Situasi di depan, orang banyak yang tahu. Lalu bagaimana kisah di bagian belakangnya?

Di tempat inilah cerita (di belakang panggung) bergulir.......

Senin, 17 November 2014

7 Bulan Setelah KENA GUSUR

Tujuh bulan lalu, saya kena gusur, kehilangan rumah saya yang sederhana di pinggiran Jakarta. Kepaksalah saya sekeluarga jadi makhluk nomaden; numpang idup di rumah mertua. Kalau saya sama istri sih udah uzur, udah sadar sama realita. Tapi si sulung (4 th) masih suka dihajar rindu.

"Pengen pulang ke Rumah Biru," katanya, nyebutin panggilan sayang (eks)-rumahnya.
"Pengin ngaji sama Bunda Ngaji."
"Pengin main sama Fifah, sama Qila, sama Afif."

Nyesek rasanya liat dia kangen gitu.
Si Sulung kangen Rumah Biru
Tapi.... berhubung kami kena gusur dalam tanda petik, alias atas keinginan kami sendiri, sebenernya nggak terlalu nyesek..... Rumah itu dijual atas kesadaran penuh bahwa saya pindah kerja ke Cirebon, kampung halaman istri. Kami bosan idup di Jakarta. Berhubung takut uang hasil penjualan cepet habis, buru-burulah kami beli rumah baru di kawasan Ciperna, pinggiran kota Cirebon.

Kalau dipikir-pikir, kok kami seneng banget ya tinggal di pinggiran? Biarin lah, biar nggak terlalu sumpek liat keramaian.

Maka inilah, rumah baru kami. Si Sulung menyebutnya Rumah Merah.
Si Rumah Merah
Menurut saya kiyut, tapi adaaa aja yang nganggap aneh.

"Kok ada ya, yang suka warna merah-putih? Seneng timnas ya? Nasionalis banget..." kata tukang konblok.
"Nggak juga. Mas Bos kan seneng Manchester United," kata tukang kayu.

Padahal saya penggemar Chelsea.
Para tukang yang berdedikasi.
Mereka berubah  jadi "Cheerleaders Pemasang Lampu", pas tangga lagi dipake.
Thanks, Bros!!
Masih mending dianggap Nasionalis. Mertua malah nyangka saya kader partai gara-gara warna merah itu. Boro-boro jadi kader, jadi simpatisan partai mana pun saya males :)
Rumah baru ini agak lebih besar dan luas dibanding rumah  lama. Tapi harga belinya sama, karena harga pinggiran Jakarta pasti lebih mahal daripada pinggiran Cirebon :)

Tapi harga bukan bahasan penting, tokh rumah saya tetaplah sederhana. Kenikmatannya ada pada saya yang boleh mendesain sendiri si Merah. Beda dengan si Biru yang sudah dibangun dulu developer. Dari mulai bikin denah, nentuin semen, nentuin cat, sampai kabel listrik, saya terlibat langsung. Nggak mesti pakai merek mahal, yang penting berkualitas--terutama kabel listrik yang terkait keselamatan nyawa.


So, Thank God, akhirnya kami punya tempat bernaung lagi.

Nah, kalau kalian ada di Cirebon atau lewat tol Cirebon, silahkan mampir. Rumah saya cuma sepelemparan sendal dari tol Palikanci. Saya pasti menyambut dengan senang hati :D

Rabu, 29 Oktober 2014

Jam Kerja di Jakarta Dimajuin? Ga Ngaruh!!

Baca berita Ibu Menteri Susi Pudjiastuti memajukan jam kerja ini, perasaan saya jadi ngilu. Karena persoalan jam kerja inilah yang bikin saya hengkang dari Jakarta.

Saya tidak pernah merasakan asyiknya berangkat pagi. Untuk masuk kerja jam 8 saja, saya harus berangkat jam 6. Belum kalau malamnya hujan. Bisa gawat itu. Saya harus perkirakan ruas-ruas mana yang terputus banjir, lalu ruas-ruas mana yang bakal terjadi penumpukan kendaraan. Buat antisipasi, mestilah saya berangkat lebih pagi lagi.

Belum pulangnya. Di Jakarta, jam 14 aja lalu lintas sudah padat merayap. Puncaknya jam 17-19. Kalau ditambah kondisi habis hujan, maka siap-siaplah lagi sampai rumah jam 22!

Itu baru saya, yang tinggal di Bekasi. Pada tahu kan, Bekasi jauhnya kayak gimana? :)

Berita "bagus"-nya, temen saya yang tinggal di Bogor lebih dahsyat lagi. Dia mesti berangkat jam 4--bahkan solat subuh di stasiun--supaya bisa datang ontime!


Jadi, waktu ibu menteri baru, Susi Pudjiastuti, bikin kebijakan baru memajukan jam kerja, saya pikir ini nggak efektif, walaupun dengan alasan biar cepat kumpul sama keluarga.

Silahkan tanya anak saya. Jam berapa biasanya bokapnya berangkat dan pulang kerja. Jawabannya pasti gampang : "waktu aku masih bobo dan waktu aku udah bobo." Berangkat lebih pagi lagi? Ya sama saja, sebab yang kita bicarakan itu rush-hour Jakarta yang begitu panjang: jam 5-10 dan jam 15-19 malam.

Pada akhirnya saya datang ke tempat kerja dalam kondisi kucel--padahal waktu di rumah sudah rapi jali kayak Leonardo diCaprio di film American Hustle. Nanti pulang juga pasti makin kucel. Saya jadi kesel. Rasanya gimana gitu, setiap hari saya menghabiskan waktu sia-sia selama 4 jam di jalanan, padahal kalau dipake buat nulis bisa dapat berlembar-lembar! Puncaknya saat saya mesti melewatkan kesempatan besar gabung tim kreatif sebuah PH gara-gara sempitnya waktu berkualitas buat ngejar deadline. Ya sudah, saya pindah kerja aja ke kota yang lebih ramah pengguna jalan. Maksudnya, biar kerjaan yang berdasarkan gaji tetap lancar, kerjaan yang berdasarkan honor "musiman" juga lancar (padahal kalau pengen milih, bukan Jakartanya yang saya tinggalkan tapi kerjaan kantorannya :D akh sudahlah, ini bukan bahasan sekarang)

Tapi saya pernah suka banget sama jam kerja di Jakarta. Itu waktu tempat kerja saya dipimpin oleh bos yang "fleksibel", yang "bikin kebijakan" datang  jam 10, pulang jam 20.  Dia membolehkan anak buahnya telat, syaratnya lembur tanpa minta uang lembur. It's fine. Malahan bagus. Saya bisa ngajak main dulu anak, atau nganterin dia ke tempat ngaji (anakku ngaji pagi hari). Habis itu berangkat kerja saat lalu lintas udah agak lengang.

Pulangnya  juga gitu. Lalu lintasnya agak lengang, maka sampai rumah pun bisa lebih cepat; bisa 30 menit doang! Bandingkan dengan keberangkatan /kepulangan saya kalo rush-hour yang ngabisin waktu 2 jam-an.

Memang sih, konteks yang Ibu Susi Pudjiastuti bahas adalah jam kerja (layanan) instansi pemerintah. Kesannya aneh, gitu, kalau instansi pemerintah buka siang-siang dan tutupnya malam-malam. Tapi Pemprov DKI udah membuktikan, pas mereka buka layanan malam hari, masyarakat juga tetep datang. Intinya kan masyarakat bisa datang kalau dia senggang. Siapa tahu dia harus cuti kerja dulu biar senggang. Kalau boleh milih, mereka pasti pilih datang memenuhi urusannya di instansi pemerintah tanpa mengorbankan kerjaan/jatah cutinya. Jadilah pelayanan malam pilihan yang sangat menggiurkan.

Nah, kenapa Ibu Susi tidak mencoba itu?

Oke.... oke..... tidak semua orang berkenan dengan model kerja "ekstrim" begini, terutama kaum hawa. Mungkin cara lebih asik adalah "pembagian waktu kerja yang terstruktur sistematis, dan massif". Maksudnya, nggak satu instansi aja yang ngatur jam kerjanya, tapi SELURUH penghuni Jakarta. Misal, khusus anak sekolah masuk jam 6;  Khusus instansi pusat jam 7; Khusus instansi kotamadya jam 8; Khusus swasta sektor jasa jam 9; khusus swasta sektor perbankan jam 10; dan seterusnya. Kan asik tuh mereka nggak plek ketiplek di jalanan dalam waktu bersamaan.

Tapi saya sih (tetap) lebih suka jam "ekstem" di atas. Mengatur  jutaan makhluk Jakarta lebih susah dari mengatur ratusan orang. Let me tell you this, waktu aku kerja "ekstrim"  itu, 2/3 pekerjanya berujud CEWEK. Sebagian mereka single, sebagiannya lagi sudah beranak pinak. Dan mereka berani mati tetap kerja walau jam udah nunjukin pukul 23 pas!!

Selasa, 21 Oktober 2014

Mari Ngintip Kalender 2015

Yang bosan dengan rutinitas......
Yang berencana cuti (panjang) tahun 2015.....
Yang menghemat cuti untuk waktu yang tepat....
Mari merapat, kita intip kalender 2015




Selasa, 07 Oktober 2014

6 Animasi Lokal Mulai Unjuk Gigi

Belakangan ini makin banyak animasi made in Indonesia seliweran di layar kaca. Wah, bagus tuh! Tandanya animasi lokal sudah diakui daya jual-nya (ya iyalah... memangnya apa lagi pertimbangan utama stasiun TV he he).

Memang, gambarnya nggak semua menggembirakan. Tapi sebagai penggemar animasi, saya sangat gembira menyambutnya. Makanya saya berbaik hati bagi-bagi info tentang mereka. *Jangan lupa nonton ya. Siapa lagi kalau bukan kita yang menyukseskannya?

1. KELUARGA SOMAT
Diproduksi oleh Dreamtoon, ditayangkan Indosiar di program Sinema Anak Pagi. Ceritanya seputar keseharian Pak Somat si pegawai pabrik, istrinya Inah si IRT yang buka warung, anaknya Ninung yang centil, dan anaknya Dudung yang badung. Belum ditambah tetangga-tetangganya yang heboh atau tulalit. Itu bumbu komedi yang asik dalam cerita.

PLUS : Ceritanya menyangkut keseharian penduduk Indonesia; karakter per orang sederhana dan gampang diingat.

MINUS : Komedinya kadang terasa maksa; Gerakan animasi kurang halus, mala sering muncul perulangan adegan.

2. SI ENTONG

Si Entong diproduksi inhouse-nya MNC, yakni MNC Animation. Tayang di MNCTV setiap Rabu sore. Si Entong sudah pernah dibikin sinetron manusianya, jadi (sebagian) pemirsa sudah kenal nama dan cerita dasarnya.

Dilihat dari kompleksitas tokoh (animasi), saya sih optimis Si Entong bisa menyaingi Upin Ipin, asaaaaallll...... kita siap menyukseskan produk dalam negeri kita ini.

PLUS : Diangkat dari "merek dagang" yang sudah kesohor, publik sudah akrab dengannya; Cerita tidak dangkal (ini masalah klise animasi lokal--karena seorang animator handal belum tentu penulis cerita yang handal), karena sudah ada fondasi kokoh dari sinetronnya.

MINUS : Kekuatan karakter di sinetronnya sedikit terkurangi. Contohnya karakter (wajah) si Entong. Kalau di sinetron terkesan cerdik, baik, dan agak nakal, tapi di animasi terkesan baik (saja);

3. ADIT dan SOPO JARWO

Salah satu animasi yang dapat pujian KPI. Diproduksi MD Animation untuk MNCTV, tayang sore hari Senin-Jumat. Bercerita tentang Adit cs yang menjalani kesehariannya penuh petualangan. Sayangnya ada preman suka rese merecoki mereka. Namanya Sopo Jarwo. "Perseteruan" kedua kubu beda generasi inilah yang jadi kekuatan cerita.

PLUS : Artwork-nya bagus; Gerakannya lembut; Ceritanya variatif; Dan ada cameo Deddy Mizwar dalam sosok tokoh Haji Udin.

MINUS : Somehow, perseteruan antara Adit cs yang masih bocah dengan Sopo Jarwo yang sudah "uzur" rasa-rasanya kurang masuk di otakku. Terutama Sopo Jarwo-nya. Iseng banget sih ngerjain anak kecil mulu? he he.....

4. KIKO
Satu lagi karya MNC Animation. Konsepnya agak "melanggar" mainstream animasi lokal yang mengangkat nuansa khas Indonesia. Konsepnya mengambil gaya Finding Nemo ataupun Spongebob, yakni "dunia bawah air". Bercerita tentang para penghuni danau yang berubah jadi "mutan" gara-gara danau tercemar. Mereka tidak lagi berujud ikan, tapi sosok-sosok "kartun" yang imut dan lucu, yang menjalani kehidupannya juga penuh daya imut dan lucu. KIKO tayang di RCTI setiap Sabtu pagi.

PLUS : Dubbing KIKO sangat natural, terutama dubbing karakter Lola yang cerewet.

MINUS : Konsep ceritanya sama seperti Si Entong dan Adit & Sopo Jarwo : ada musuh bebuyutannya. Somehow, aku kurang antusias dengan animasi seperti ini. Kesannya permusuhan itu "mesti" dijaga, meskipun  dari situ bisa diajarkan tentang pentingnya kebaikan.

5. PETOK, SI AYAM KAMPUNG

Ini nih animasi yang aku salut. Animatornya berani menggunakan teknik stopmotion. Stopmotion adalah teknik animasi berupa foto-foto yang digabungin membentuk gambar hidup. Obyek foto biasanya terbuat dari lilin/malam. Kita bisa melihatnya di serial Shaun The Sheep atau Wallace  & Gromit. Tapi jangan dibandingin sama kemapanan kedua animasi itu lho. Kita harus menghargai keberanian Dreamtoon membuat konsep berbeda. Kekurangan di sana-sini sangatlah wajar.

Petok si Ayam Kampung tayang di Indosiar di program Sinema Anak Pagi

PLUS : Ini serial TV stopmotion pertama dari Indonesia; Imej tokohnya imut-imut, cocok dijadiin merchandise buat nambah dana pengembangan stopmotion di Indonesia :)

MINUS : Plotnya kurang kuat. Cerita terkesan (terlalu) mengalir begitu saja. Kita malah lupa si Petok sedang dalam misi apa.

6. KUKUROCKYOU

Wah, Si Petok punya saingan nih. Namanya Jagur, sesama ayam jago, tapi terobsesi jadi rocker. Kukurockyou dibikin dengan teknik 3D oleh Digital Global Maxinema, ditayangkan Indosiar jam 9 pagi. Sejauh pengamatanku, animasi ini sangat menjanjikan.

PLUS : Gambarnya bagus, dubbingnya asik, musik latarnya sedap, dan kabarnya dikontrak oleh Nickelodeon untuk pasar Internasional. Waow!!!

MINUS : Komposisi warnanya menurutku terlalu menonjok mata. Tapi... sudahlah... tiap animator kan punya gaya....ngapain dibikin pusing? :p

Ini daftarku. Barangkali pembaca tahu animasi lainnya, monggo dibagi :)

Senin, 06 Oktober 2014

Bapak Ini Ngamuk Anaknya Kalah Kontes


Pagi-pagi datang ke kantor, tiba-tiba terdengar suara orang ngamuk, dikerumuni beberapa teman kantor. Mengira ada gelut, mendekatlah aku.

"Curang itu!"

"Anakku dipermainkan! Masak nilainya bagus, tapi dieliminasi!"

Ealah... ternyata seorang teman kantor dari seksi/bagian lain sedang mengungkapkan rasa kesalnya.

Aku jadi ingat, beberapa hari lalu temanku yang usianya jauh di atasku itu (makanya kupanggil "Bapak") keliling kantor membagikan pamflet pemberitahuan.

"Mohon dukungannya ya. Anakku mau tampil di ******* (nyebutin salah satu kontes nyanyi di tivi). Mohon  nonton, dan kalau bisa SMS, biar menang. Nomornya ada di kertas itu."

Aku melirik ke pamflet fotocopy-an itu. Di sana tertera nama anaknya dan nomor tujuan SMS-nya.

"Kapan penampilannya, Pak?"

"Insya Allah malam Kamis."

Tapi di malam Kamis, si anak tidak tampil. Sang Bapak pun memberitahukan ulang bahwa anaknya di-reschedule tampil malam Senin.

Dan ternyata... jadwal si anak di-reschedule lagi, jadi malam Minggu. Inilah (salah satu) poin yang diributkan.

"Ini jelas curang! Pihak TV-nya pasti nggak mau anak saya menang! Mereka ubah jadwal terus! Mereka baru kasih tau anakku tampil pas Minggu dini hari-nya! Pas acara eliminasi malam Sabtu-nya udahan!" kata Bapak.

"Anakku mana sempat latihan ?! Kepaksalah dia latihan saat itu juga, cuma sekali-kalinya! Makanya  nyanyi dia jelek, gara-gara stasiun TV-nya juga!"

"Ini jelas ada permainan. Wong presenternya aja bilang poling SMS anakku tertinggi kedua. Kenapa dieliminasi??"

Amukan terhenti sampai segitu. Sang Bapak mesti kembali ke ruangannya. Tapi.... memang sudah takdir bangsa Indonesia..... acara dilanjutkan sesi NGERUMPI.

"Si Bapak kayaknya nggak paham aturan kontes itu," ujar teman A. "Dia kira yang SMS-nya tinggi pasti menang."

"Tinggi apaan?" kata teman B." Saya juga nonton. Poling SMS-nya nggak tinggi kok."

"Lha, kok Bapak bilang polingnya tertinggi kedua?" kataku,yang nggak nonton.

"Bukan tertinggi kedua. Tapi setingkat lebih tinggi dari peserta yang poling SMS-nya paling buncit."

"Lho? Itu juga kan bukan alasan dieliminasi. Harusnya yang paling buncit itu dong dieliminasi."

"Aturannya agak beda. Ini ada voting juri juga yang berpengaruh pada hasil. Juri milih yang paling buncit buat di-'selamatkan', karena penampilan anak si Bapak kurang greget."

"Berarti bener dong, jurinya curang?" kataku lagi.

"Bener apaan? Kalau aku jadi jurinya, aku juga ga akan lolosin anak si Bapak. Suara nya pas-pasan gitu."

Ugh, kedengaran kejam nih.

"Intinya begini, Mas," kata teman A. "Aku juga pernah dukung kerabatku di kontes kayak gitu. Aku malah nonton langsung di studio-nya. Jadi aku paham segimana dinamisnya kontes kayak gini."

"Nah, Bapak nggak paham. Dia cuma SMS 1 x, tetangganya 1 x, keluarga besarnya juga 1 x. Mana bisa menang kalau orang lain jor-joran kirim SMS berkali-kali.  Malahan peserta lain jadiin ini semacam komoditas. Ada tim suksesnya, dan ada pernak-pernik yang dijual ke penonton/pendukung. Nanti, hasil jualan pernak-pernik itu dibeliin pulsa buat poling SMS."

"Si Bapak juga nggak paham kalau kepentingan TV itu CUMA acaranya rame. Mereka nggak peduli siapa yang tereliminasi. Mereka nggak punya kepentingan juga buat mencurangi peserta biar nggak lolos. Makanya mereka ubah-ubah jadwal juga demi liat dinamika acara. Malahan itu salah anaknya si Bapak dong. Masak nggak siap-siap? Memangnya dia nggak latihan sendiri dulu,  minimal buat siapin mental barangkali ada tuntutan tampil mendadak."

Well, penjelasannya masuk akal sih. Apa pun itu, aku merasa bersimpati pada si Bapak. Aku tahu perasaanmu, Pak. Aku tahu bagaimana sakitnya kekecewaan. Aku tahu sakitnya kekalahan. Aku juga kan sering ikut kontes juga, tapi kontes nulis.

Asiknya kontes nulis itu, kalau kalah nggak merasa "dipermalukan" secara live. Tekanannya agak kecil--apalagi kalau pake nama pena.

Tapi kontes tivi itu tekanannya huebbbat benarrr! Rasanya gimanaaaa.... gitu merasa kalah di depan umum, apalagi setelah woro-woro ke teman-teman dekat. Padahal secara akal sehat, kita seharusnya bersyukur. Untuk sampai ke tahap eliminasi pun tak semua orang bisa. Itu jadi prestasi tersendiri buatku.

Aku jadi paham kenapa tahun ini banyak sekali pesohor yang sulit sekali menerima kekalahannya. Alih-alih menerima, mereka lebih suka mencurigai panitiannya berbuat curang.

Akh, sudahlah. Tokh aku juga nggak lebih baik dari mereka. Aku juga nggak lebih baik dari Bapak. Kalau aku di posisi mereka, aku juga pasti ngamuk seperti mereka.

Dan satu hal yang tidak/belum pernah dipelajari oleh bangsa Indonesia adalah CARA MENYIKAPI KEKALAHAN DENGAN BAIK DAN BENAR.

Senin, 22 September 2014

Saya Ditampar MIMPI

Saya (masih) percaya mimpi tertentu punya makna. Datangnya sudah pasti dari Allah, muatannya bisa berupa petunjuk atau teguran.

Beberapa malam lau, saya tertampar mimpi semacam itu.
Kenapa dibilang tamparan, karena mimpinya agak nyeremin tapi berasa "penting"
Ceritanya....

Saya dan beberapa kerabat lagi jalan-jalan. Kami papasan dengan sekelompok orang di jalan, sebut saja Kelompok G, karena (sebagian) mereka bawa golok. Berasa ketemu geng motor dah! Dua di antaranya lalu nyembelih anjing. Darah anjing pun berceceran ke mana-mana, termasuk ke kaki saya, membuat saya kesal.

Saya memisahkan diri dari kerabat, mencari air buat bersihkan darah. Ketika kembali, orang-orang Kelompok G (kecuali penyembelih anjing) sedang memanah jidat kerabat saya. Ada yang langsung rabah, ada yang melawan. Seorang dari Kelompok G lalu memnah jidat saya. BAM! Kena, tapi saya ga rebah.

Saya balik memanah jidatnya.
Tumbanglh dia. Lalu saya panah teman "komplotan"-nya.
Bet bet bet.... Tumbanglah semua!!

Harusnya saya menang, karena saya jadi "the last stand". Tapi (di mimpi itu) saya menyadari saya kalah. Saya bukan lagi saya. Saya sudah berubah jadi seperti Kelompk G, para pemanah jidat itu.
ilustrasi aja. Ga ngomongin filmnya

Apa TAFSIR-nya?

Ada 3 clue di sini :
1. Anjing; Anjing (di mimpi ini) simbol sesuatu/seseorang yang dianggap hina.
2. Jidat: Jidat adalah simbol gagasan.
3. Panah; Panah itu simbol penguasaan.

Nah, mimpi itu mengabarkan pada saya tentang fenomena di luar sana bahwa ada sebagian (kecil) manusia yang menghinakan manusia lainnya secara ekstrem. Sementara ada sebagian (besar) yang tidak sampai menghinakan secara ekstrem, tapi karena gagasannya beda, jadi berseberangan.

Lalu muncullah perang gagasan.

Saya (dalam mimpi it) tidak ikut perang. Tapi cukup terganggu oleh ekses dari sebagian (kecil) manusia yang menghinakan manusia lainnya secara ekstrem. Saya memilih menyingkir, tidak mau ikut-ikutan edan. Tapi saat tahu orang-orang terdekat saya terlibat perang gagasan dengan pihak lainnya (yang tidak terlalu ekstrem), tak ayal saya terlibat.

Masing-masing pihak saling mengalahkan. Ingin menunjukkan gagasannyalah yang unggul (baca : paling benar).
Tapi pada akhirnya SEMUA harus menyadari tak ada satu pun yang benar-benar MENANG...
termasuk saya....

Mengapa Saya Sebut "Tamparan"?

Untuk menjawab, mari kita sinkronkan mimpi dengan realita.

Masih ingat fenomena copras capres 2014, sodara-sodara? Yup, itu adalah pilpres paling unik sepanjang sejarah Indonesia. Ini pilpres paring bingar. Paling banyak menimbulkan pertikaian, perpecahan, perdebatan, hinaan, celaan, hasutan....

Saya sebenarnya tergolong alergi dengan perdebatan politik. Soalnya menurut saya, ini seperti berdebat tentang berpasang-pasang baju butut yang kita ira bagus semua. r Jatuhnya percuma! Makanya fokus saya dalam politik, cukup tunaikan kewajiban mencoblos (untuk milih baju "yang butut" daripada "sangat butut" [Baca : sampai kapan pun nggak mungkin ada yang bagus murni]).

Tapi terima kasih pada media sosial....
Saya jadi ikut perang gagasan ini sampai sekarang, manakala pilpres 2014 sudah dadah babay  ke kantong masa lalu.
Manakala banyak orang yang masih mempertentangkannya.
Manakala banyak orang yang masih ingin berkacau-kacau ria dalam peperangan yang kacau!

Termasuk saya juga dong!
Saya terpanggil untuk meluruskan yang kacau itu.
Saya merasa perlu mendebat sebagaimana cara mereka mendebat.
Saya merasa perlu menunjukkan betapa gagasan mereka konyol sebagaimana mereka tunjukkan gagasan saya konyol.
Ini sudah jelas, kan?
Menurut kubu lawan, gagasan kitalah yang kacau.
Gagasan kita yang sesat, mungkin juga sepilis, wahyudi, rhemason, tafir,dll.
Tapi menurut kubu kita, mereka yang begitu!

Begitu mudahnya kita mengatai orang yang berbeda gagasan dengan berbagai embel-embel.
Seakan sudah jaminan gagasan kita 100% benar.
Seakan jidat kita sudah ada logo MUI-nya.
Seakan kening kita sudah berlabel "dijamin berkah"-.
Seakan gagasan kita sudah punya sertifikat SNI, ISO-2000, dan "Jaminan Masuk Surga".

Padahal kita cuma mempersoalkan perkara DUNIA saja.
Yang sifatnya fana.
Yang ikhtilaf.
Yang subyektif.
Tapi bukan main dalil-dalil keilahian kita bangun sedemikian rupa untuk membenarkan gagasan kita.
Sungguh hebat kita ini, memanfaatkan Tuhan untuk kelancaran gagasan kita tentang politik kekuasaan!

Saya bilang "kita" berarti saya juga, sodara.

Saya sudah bersikap keterlaluan.
Saya sudah melupakan pentingnya menjalin ukhuwah.
Saya keasyikan mengoceh sampai berbusa-busa.
Saya khilaf.

Saya bersyukur Allah menegur saya lewat mimpi. Saya tidak berani membayangkan Allah menegur saya lewat azab, misalnya. Nauzubillahimindzalik....

Mungkin ini juga teguran bagi teman semua (tidak hanya saya). Hanya kebetulan saja Allah menyampaikannya lewat saya yang percaya mimpi (tertentu) ada maknanya.

Akh sudahlah.....
"Mungkin-mungkin" di atas cuma spekulasi, bisa jadi bahan perdebatan lainnya. Setidaknya kita sepakat bahwa perang gagasan tidak menggiring kita kemuana pun KECUALI pada kehancuran.
Orang bijak menyebutnya, "menang jadi arang, kalah jadi abu."

Karena itu....

Saya mohon maaf pada teman-teman yang pernah terlibat perang gagasan dengan saya.
Maaf jika saya pernah menyinggung hati.
Maaf jika saya membuatmu bersedih hati.
Saya putuskan berhenti melibatkan diri dalam peperangan ini.
Atau mengurangi frekuensinya secara bertahap (tapi pasti).

Cukuplah Allah menjadi penolong saya
Cukuplah Allah menjadi penolong kita semua
Sesungguhnya Dia sebaik-baiknya penolong.....


Kamis, 14 Agustus 2014

Yakin BOIKOT Bisa Selamatkan Palestina?



Sebelum jawab pertanyaan di atas, baiknya simak cerita saya ini.

Rumah saya, kebetulan ada di gang buntu. Gang buntu itu sempit sekali, punya tikungan yang cukup riskan. Ironisnya, di sana nangkring warung gado-gado yang semakin membuat riskan. Warung itu jadi blind-spot sehingga kecelakaan sering terjadidi sana.

Lucunya, pemilik warung tidak mau disuruh pindah. Dia ngotot bercokol di sana meski harus berantem dengan sesama tetangga. Padahal waktu buka lapak di sana pun dia tidak pernah minta izin.

Puncak pertengkaran terjadi sebelum bulan Puasa kemarin. Saat mau membersihkan lapak, dia kaget melihat etalase dagangannya pecah atau dipecahkan seseorang. Dia mengira ada tetangga sengaja memecahkan demi mengusirnya (padahal konon ini kerjaan ABG yang sering nongkrong malam-malam yang nggak sengaja memecahkan etalase itu lalu kabur). Dia langsung emosi pada semua tetangga. Tidak berhenti di situ, dia telepon pamannya yang oknum TNI berpangkat sersan.

Ilustrasi aja. Bukan lapak yang dimaksud
Oknum TNI itu datang, memeriksa kondisi lapak sambil berkacak pinggang dan melotot ke semua orang. Suasana mencekam, warga takut oknum itu menuduh serampangan merekalah pelakunya. Siapa juga memangnya yang mau dikepruk oknum TNI, apalagi bukan dirinya yang harus dikepruk.

Untung keburu Maghrib, oknum itu memilih pulang tanpa menangkap sebiji pun tesangka. Tapi rasa tidak nyaman menguar dari hati para warga. Mereka merasa diteror secara batin, terlebih dengan aura permusuhan yang berlarut dengan pemilik warung. Bukan tidak mungkin suasana ini akan terus terulang bahkan kian parah di setiap "percikan" kecil.

"Padahal kalau dia mau direlokasi, kejadiannya nggak akan begini," kata seorang warga.
"Sebenarnya kita bisa lho, Pak, merelokasi dia tanpa perlu berantem terus kayak gini," kata warga lain.
"Ohya? Gimana?"
"Tinggal jangan dibeli aja dagangannya. Kalau nggak laku, dia juga pasti pindah."

Dari cerita di atas, kita sudah bisa mengasosiasikannya dengan kejadian Palestina yang diserang (bahkan dikepung terus) oleh mitraliur israel, kan? Jadi, boleh dibilang, kita setahap bisa yakin bahwa aksi boikot bisa menjadi jalan keluar untuk konflik Palestina.

Tapi..... ada tapinya.....

Seperti banyak dibahas oleh netizen yang kontra cara ini, boikot produk menimbulkan ekses negatif, seperti kita membuat banyak karyawan perusahaan yang kita boikot itu jobless. Sama seperti ekses kalau cara warga di kampungku berhasil, si pemilik warung bisa bangkrut. Masih mending kalau dia bisa dagang di tempat lain. Logikanya, dia dagang di tempat riskan begitu pasti karena dia tidak mampu bayar sewa tempat di lokasi lain. Dia pedagang miskin. Yakin dia punya modal lagi kalau dirinya bangkrut?

Kalau soal ini sebenarnya lain soal. Ini baru terjadi di pikiran kita saja. Kalau pedagang gado-gado itu bisa jadi gagal di tempat lain, berarti dia juga BISA JADI sukses, kan? Artinya masih fifty-fifty. Masih tentatif. Yang penting selesaikan dulu masalah yang terjadi sekarang.
Kelompok Yahudi Haredi/Ortodoks juga ikut boikot demi kemanusiaan
Malahan, perusahaan-perusahaan pendukung (agresi) Israel itu tidak akan (keburu) bangkrut gara-gara biokot lho. Satu keuntungan kita melawan negara/perusahaan kapitalis itu adalah "SEMUANYA MEREKA UKUR DENGAN KEUNTUNGAN". Mereka akan mendukung sesuatu selama mereka masih merasa untung, atau minimal selama dompet mereka masih terjamah tebal. Coba aja sekalinya keuntungan mereka menurun, mereka akan mulai panik sendiri.

Buktinya sudah kelihatan. Beberapa perusahaan yang disinyalir menyalurkan dana untuk kegiatan propaganda Israel mulai panik, lalu mengadakan konpers, dan menyatakan mereka tidak ada hubungannya dengan program Zionisme atau tidak menyalurkan uang mereka ke sana.

Coba bandingkan dengan Korea Utara. Mau diembargo segimana juga mereka tetap bisa mandiri, karena tokh tatanan ekonomi mereka tidak didasarkan pada kapitalisme.

Jadi mengulang pertanyaan apakah kita yakin boikot bisa selamatkan Palestina?

Ya, kita yakin bisa. Minimal sebagai alat tawar menawar agar Israel mau mendengarkan aspirasi kita yang mengidamkan perdamaian  antar-segala etnis (tidak melulu Palestina) di atas segalanya. Tokh, saya pribadi percaya, langkah "diplomasi" lebih ampuh daripada langkah "mata dibayar mata". ;)

Senin, 11 Agustus 2014

AWAS!! Siapa Tahu Kamu Terjangkit Virus ISIS-Phobia




Menurut saya, menolak ISIS itu wajib, karena mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kalau kamu penggemar Naruto, kamu bisa mengandaikan ISIS dengan Madara Uchiha.

Madara Uchiha punya niat mulia membangun "dunia tanpa kekerasan" tapi dengan cara salah dan sistem yang salah. Mugen Tsukuyomi yang dicita-citakannya (harus) dibangun dengan menghancurkan keselamatan semua orang.

Kenapa saya ibaratkan dengan Madara Uchiha? Biar gampang aja. Tokh, Madara nggak punya akun media sosial, jadi saya nggak takut dituduh mem-bully hi hi.....

Nah, sepak terjang ISIS ini menimbulkan penolakan khalayak ramai. Tapi rupanya penolakan ini juga menimbulkan gejala ISIS-phobia.

ISIS-Phobia yang saya maksud adalah ketakutan/kecurigaan berlebih terhadap sesuatu yang (mungkin) berbau ISIS. Saya melihat sendiri gejalanya di kalangan teman-teman saya di media sosial. Saya jadi takut suatu saat orang jadi mudah melabeli orang lain sebagai ISIS,  seperti tempo dulu orang mudah melabeli lainnya dengan embel-embel "tafir", "wahyudi", "rhemason" "balpirik", dst.

Sebelum hati kita kadung terjangkiti phobia ini, ada baiknya perhatikan tips-tips di bawah ini:

1. Dont' Judge Book by Its Cover (1)
Jangan hakimi manusia lain dari penampilannya. Contoh, kalau selama ini teroris ISIS itu berjanggut dan berjilbab lebar, maka belum tentu SEMUA yang berjanggut dan berjilbab lebar itu ISIS. Begitu juga sebaliknya. Nggak semua orang bertato dan nggak berjilbab itu hedonisme semua.

2. Dont' Judge Book by Its Cover (2)
Masih soal atribut. Jangan hakimi (keimanan) orang dari atribut kalimat syahadat yang ditampilinnya. Bendera ISIS sudah pasti mencantumkan kalimat syahadat. Orang yang kebetulan benci ISIS bisa saja mengidentikkan kalimat syahadat itu dengan ISIS. Padahal ISIS aja yang songong, tapi orang yang  pengin beragama bener dan lurus yang kena getahnya. Ironisnya, atribut agama dimana pun ternyata sebenarnya gampang banget dimanfaatkan orang yang haus kekuasaan. Nggak cuma Islam, agama lain pun begitu. Pertanyaannya, kenapa mereka sengaja memakai atribut agama? Tentu saja untuk meraih simpatimu! Apalagi kalau rasa ingin membela agamamu tinggi, tapi pengetahuan agamamu  jongkok, kamu akan dengan mudah ikut bergabung cuma dengan iming-iming "jaminan surga di akhirat nanti". Padahal surga itu punya siapa, yang berani janjiin surganya siapa. Kan mendingan percaya sama janji pemilik surga sesungguhnya tho?

3. Buang Stigma "Friend or Foe"
Stigma di atas populer waktu zaman perang dingin. "Kalau lu nggak jadi temen gue, berarti lu musuh gue." Stigma ini juga masih nge-hit di zaman sekarang, dan ironisnya muncul tiap hari saat Pilpres 2014 kemarin. Orang dengan mudahnya menganggap orang lain musuh cuma gara-gara pilihannya beda. So, stop it right now! Kalau kamu nggak berhenti sekarang juga, bisa-bisa kamu terlalu menghayati peranmu, lalu ia akan menjadi kepribadian kamu yang baru, selama-lamanya!

4. Jangan Asal Nge-Share Berita
Satu kebiasaan yang sedang ngetren--sejak Pilpres 2014 kemarin-- adalah kebiasaan nge-share berita. Mungkin kitanya yang terlalu "berdedikasi". Mungkin kita terbawa perasaan ingin membela "kebenaran". Mungkin kitanya juga terlalu percaya pada orang yang ingin kita share beritanya. Padahal setiap orang punya kelemahan/kekurangannya masing-masing. Dia belum tentu maha-serba-tahu apa yang terjadi di luar sana. Siapa tau dia pun dapat berita cuma "katanya" dan "katanya". Dan siapa tahu "katanya-katanya" itu bermuatan opini/terjemahan/curhatan pribadi yang bisa merusak kevalidan berita.

Ini contoh berita valid yang disampaikan berantai, akhirnya rusak gara-gara opini/terjemahan/curhatan pribadi yang salah :

Adegan I
Budi : Eh, katanya si Ani sakit ya? Sakit apa?
Umar : Iya, sakit liver.

Adegan II ;
Deny: Bud, katanya Ani sakit ya? Sakit apa?
Budi : Iya, sakit liver.
Deny: Liver itu apa sih?
Budi : hati.

Adegan III :
Maman : Den, denger-denger Ani sakit ya?
Deny: Iya, man. Sakit hati.
Maman : Apa?? Sakit hati?!

Adegan IV :
Maman (nulis di facebook) : "Ani ternyata sakit hati. Hayoo gara-gara siapa?"
Jarwo : Wah, berita bagus tuh. Aku share ya.
 tonto : Aku juga share .

Adegan V, VI, VII, dst :
Semua teman-teman Ani yang baca berita berantai itu yakin Ani dirawat di rumah sakit gara-gara diputusin cintanya oleh seseorang....

Kesimpulan, jangan asal nge-share berita. Kita harus jeli benar sebelum nge-share. Syukur-syukur kamu bisa melacak infonya sampai ke pemberi info pertama, atau yang mengalaminya langsung (narasumber primer). Ini yang juga dilakukan oleh para pengumpul hadis yang melacak sanad perawi-nya. Jika semua perawi terbukti orang-orang jujur, hadis dikatakan shohih. Tapi jika ada satu saja perawi yang ahli bullshit, hadis langsung jadi maudu/palsu.

Tapi kalau kamu punya akses terbatas untuk melacak "sanad" ini, baiknya kamu kaji benar teks yang kamu mau share. Baca berita itu hakikatnya sama seperti baca novel. Kalau logika certanya nggak nyambung, jangan gitu aja percaya. Contoh, berita "ISIS dikabarkan didirikan oleh Israel, Iran, Suriah, dan AS."  Mungkin nggak itu terjadi? Mungkin saja, kan kita nggak tahu apa yang terjadi di luaran. Tapi aneh ga menurut logika cerita? Aneh! Kenapa? Karena Israel dan AS itu musuhan sama Iran dan Suriah. Kok bisa akur banget diriin ISIS? Gimana ceritanya itu bisa akur? Kok nggak bikin acara halal bihalal aja gitu yang lebih gampang? Dari sini aja logika cerita nggak nyambung. Ada missing link. Taruhlah, faktanya ISIS memang didirikan keempat negara itu. Tapi untuk sementara, baiknya kamu menyimpulkan berita ini tidak valid. Bisa kebayang nggak kalau kamu nge-share berita nggak valid jatohnya gimana dalam agama? Jatohnya akan menjadi suudzon, bahkan fitnah! Nauzubillah...

Jadi, sekali lagi, jangan asal nge-share berita, KECUALI tulisan saya ini *ting

5. Jangan Silau oleh Kata "Demi Membela Kebenaran"
Ingat, kebenaran hari ini bukan kebenaran esok hari. Kebenaran esok hari bukan kebenaran esok lusa. Kebenaran itu bukan kenyataan! Dulu manusia percaya bumi datar, itu benar. Sekarang manusia percaya bumi bulat, itu juga benar. Besok siapa tahu bumi ternyata kotak! Timeline-nya beda, kan? Jadi jangan terlalu yakin dengan ucapan orang yang mengajak kamu berjihad demi membela kebenaran. Kebenarannya milik siapa dulu?! Lha, Pemilu lalu aja pendukung No 1 yakin sedang membela kebenaran dan pendukung no 2 juga percaya sedang bela kebenaran, kan?

6. Kembalikan semuanya pada Ajaran Agama
Sudah pasti cuma Tuhan yang memiliki kebenaran hakiki. Kebenaran yang nggak berdasarkan versi siapa-siapa. Jadi cara paling baik agar tidak terjebak ISIS adalah kembali pada dogma agama kita. Berhubung agama saya islam, saya cuma menampilkan poin-poin penting Islami yang bisa kita jadikan filter "kebenaran" kita :
a. Islam itu agama damai. Islam mengutamakan jalur perdamaian daripada jalur kekerasan.
=> jadi kalau ada yang pakai kekerasan (meskipun ngaku Islam), abaikan!
b. Islam itu menerima perbedaan
=> jadi kalau ada yang maksa Islam itu harus seragam pikirannya, pakaiannya, pandangan politiknya, abaikan! Islam cuma peduli kita seragam dalam urusan ibadah mahdhoh.
c. Islam menyadari sepenuhnya kalau hidayah itu hak prerogatif Allah.
=> jadi kalau ada yang keukeuh mem-bully orang yang lepas jilbab, misalnya, dan menganggapnya "tafir", maka ia sedang ingin memainkan hak yang cuma dimiliki Tuhan.
d. Islam bilang sebagian dari sangkaan itu dari setan
=> jadi kalau ada orang yang begitu mudahnya bilang orang ini begini orang itu begitu tanpa aturan yang jelas, kamu tahu dia siapa.........?
e. Islam itu menitahkan kita berkata yang baik-baik saja.
=> kalau nggak bisa, mendingan diam!
f. Islam itu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya
=> kamu sah dibilang Islam kalau menjalankan shalat, dst, dan tidak mengonsumsi miras, dst. Tapi Allah lho, yang mensyahkan, bukan manusia.
g. Islam itu mengikuti ajaran Nabi SAW
=> Dan Nabi nggak pernah menyuruhmu membunuh orang yang tidak mengikuti arah politikmu.
f. Islam menitahkan kita untuk melihat apa yang dibicarakan orang, bukan siapa yang berbicara
=> ini diucapkan Ali bin Abi Thalib. Mungkin keponakan Nabi SAW ini udah tau suatu saat umat Rasulullah akan lebih mengultuskan pimpinan politik/kelompoknya, sehingga mudah percaya saja apa kata pemimpin mereka sekalipun salah, dan mudah memandang salah orang dari luar kelompok mereka sekalipun benar. padahal Islam mengabarkan pada kita bahwa cuma Rasulullah-lah manusia yang terjaga dari salah dan dosa.

Jadi, Pembaca. Jika suatu saat engkau ikut pengajian dan ternyata pengajian itu mengajarkanmu alan kekerasan (sekalipun berdalih jihad), jangan gampang menuduhnya ISIS. Tapi jangan juga memercayainya. Sebab sebaik-baiknya umat adalah ketika kamu menjaga diri kamu dan keluargamu dari api neraka (baca: ajaran yang sesat), tapi tidak mudah menghakimi orang lain yang berbeda denganmu di  media sosial.

Baiknya lapor saja pada RT/RW atau kepolisian, agar diklarifikasi langsung secara legal. Daripada bikin heboh media sosial doang, hayoooo?

Terakhir, mari kita sekali lagi sama-sama teriak:

Senin, 21 Juli 2014

Slurpee Halal?

Terus terang saya paling demen minum Slurpee-nya Seven Eleven. Efek brain freezing-nya itu lho bikin ketagihan. Tiap ke Gambir, kusempet-sempetin beli di kompleks stasiun.

Tapi sering terpikir ini minuman halal nggak sih? Apalagi nggak sebiji pun logo halal tersemat. Beda dengan Pepsi atau Coca Cola, misalnya, yang sama-sama minuman dari Barat  tapi udah disertifikasi MUI.

Penasaran, kutanya petugas kasirnya.

"Mas, makanan-minuman asli sini halal nggak sih? Hot dog atau katsu ini, misalnya."

Jumat, 04 Juli 2014

CATAT : Ramadhan ini, Kamu JANGAN Sedekah!


Ini pendapat saya pribadi, jangan dipolitisir.

Saya pernah kerja  ngurus zakat, infaq, sedekah di Jakarta dulu. Selama 2 tahun kerja, saya nemu banyak "keganjilan" dalam proses ini.

Logikanya, ini pekerjaan mudah. Tinggal kumpulkan dana dari donatur, lalu cari saja orang miskin, lalu kumpulkan, lalu santuni, lalu beres lah. Di mana kita mendapatkan orang miskin? Ah, gampang! Comot di jalanan Jakarta juga pasti banyak!

Tapi kenyataan nggak segampang itu. Ini pertanggungjawabannya besar kalau nggak diatur profesional. 'Tul nggak? Mesti diteliti betul-betul latar belakang penerimanya.

Kamis, 26 Juni 2014

Capres Paling Dizolimi DIJAMIN Jadi Presiden 2014. Dia adalah...

Yang bikin meme/sotoshop, makasih ya ^_^
Saya pernah bercanda sama teman, kalau kandidat presiden yang dizolimi pasti yang bakal menang ajang copras capres 2014. Saya sebenarnya nggak bercanda. Sudah ada contoh sejarahnya.

Senin, 23 Juni 2014

Orang Jakarta Aja Stres di (Jalanan) Daerah

Kalau denger cerita temen di daerah yang berkunjung ke Jakarta, pasti isinya keluhan melulu. Apa lagi, coba, kalau bukan soal macet? Kalau dari tol Cikampek, misalnya, baru masuk  Cikarang Utama aja udah macet. Dari tol Ciawi, mobil udah "ngetem" sejak Cibinong.

Jumat, 20 Juni 2014

Jokowi & Prabowo Tertangkap Kamera Makan Nasi Jamblang Bareng

Ada pemandangan heboh di Cirebon. Dua calon presiden RI yang di TV/internet berseteru memperebutkan kursi RI-1 kepergok makan nasi jamblang bersama. Mereka kelihatan mesra mengobrol tentang  jagoan mereka di Piala Dunia atau lauk jamblang mana yang mereka suka. Tidak kelihatan suasana permusuhan  seperti para pendukungnya di media massa. Mungkin karena suasana warung nasi jamblang Ibu Nur di belakang Lapas Kesambi ini sedang sepi kali ya.


Saya kebetulan ada di sana. Awalnya saya tidak percaya mereka memang calon presiden kita. Kan bisa sja Jokowi dan Prabowo KW 2 yang sedang cari sensasi. Tapi  Fadli Zon dan Muhaimin juga ada di situ. Masak iya makhluk KW bisa malsuin 4 orang sekaligus, tho?

Penasaran, saya hampiri mereka. Saya kira bakal diusir, ternyata malah disambut. Saya sapa kok tumben tampil berdua, mereka malah senyum-senyum saja.Terus saya tanya ada gerangan apakah datang ke Cirebon bareng-bareng tanpa terendus wartawan. Awalnya mereka tidak jawab, tapi untung saya bilang saya bukan wartawan, akhirnya mereka cerita juga.

Ternyata mereka baru sowan ke Kyai Fuad Hasyim, pimpinan Pondok Pesantren Buntet di Kanoman. Mereka baru minta wejangan tentang pilpres. Tapi saya tidak begitu saja percaya, mengingat Kyai Fuad terkenal pintar meramal masa depan. Mereka pasti kebelet pengen tahu nasib mereka setelah Pemilu. Tapi lagi-lagi mereka cuma senyum.

Pada saat itu saya baru sadar Kyai Fuad juga ada di sana.  Kesempatan bagus nih, saya konfirmasi langsung saja  apakah dua capres itu datang buat  tanya masa  depan mereka, alias cari tahu siapa yang menang.



"Anak ini pendukung siapa? Satu atau dua?" tanya Pak Kyai.
"Saya swing voter, Pak Kyai. Belum mutusin milih siapa."
Kyai manggut-manggut.
"Sebaiknya sampeyan jangan memilih sajalah."
Bukan cuma saya yang kaget. Tim sukses kedua pihak ternyata juga kaget.
"Memangnya kenapa, Pak Kyai?"
"Selain meramal, saya juga bisa baca hati orang tho? Saya lihat mereka punya hidden agenda. Yang satu punya hubungan dengan Levenija (negara bekas Uni Soviet--red). Sudah jelas-jelas Levenija punya misi pemurtadan masal. Yang satu lagi pengin menghabisi siapa saja yang menyinggung hatinya. Caranya aku nggak tahu lah, tapi dia pasti punya kemampuan bikin 'kecelakaan wajar'."
"Tafsiran Pak Kyai salah, barangkali?" ujar saya harap-harap cemas.
"Tanya saja pada mereka langsung."
Kepala saya langsung memutar menghadap keduanya. Saya tidak mendapatkan jawaban lisan mereka. Tapi saya mendapatkan senyuman bangga mereka pada apa yang disebutkan oleh Pak Kyai.
Astaghfirullah.....


Sekarang, saya mau tanya pada pembaca. Tolong dijawab ya, sambil menulis jawabannya di notes masing-masing biar ingat.
1. Apakah saat membaca kamu sadar tidak ada foto Jokowi dan Prabowo sedang makan nasi jamblang bersama?
2. Apakah kamu mengkroscek* warung jamblang Ibu Nur betulan ada di belakang Lapas Kesambi?
3. Apakah kamu mengkroscek* Pondok Buntet Pesantren beneran ada di Kanoman, dan sekarang sedang dipimpin oleh Kyai Fuad Hasyim?
4. Apakah kamu mengecek* bahwa Kyai Fuad memang punya keistimewaan meramal masa depan dan membaca pikiran? Bahkan, apakah kamu mengkroscek* (alm.) Kyai Fuad masih hidup atau sudah pupus?
5. Apakah kamu memastikan* bahwa di situs lain juga memuat berita ini sebagai penguatmu bahwa Jokowi, Prabowo, Fadli Zon, dan Muhaimin memang sedang berkumpul bersama?
6. Apakah kamu memastikan* ada negara pecahan Uni Soviet bernama Levenija?
7. Apakah kamu memerhatikan tulisan ini tidak punya titi mangsa valid yang menunjukkan  kapan kisah ini terjadi?
dan paling penting....
8. Apakah kamu pecaya isi keseluruhan berita ini sebelum kamu baca 8 pertanyaan ini?

(*) lewat internet/jaringan teman

Saya tekankan di sini, kisah di atas 100% REKAYASA saya sendiri. Kenapa saya berbuat ini? Untuk menguji etiket kita semua berinternet. 

Jawaban yang benar untuk nomor 1-7 adalah YA, untuk no 8 adalah TIDAK.
Kalau jawaban kamu benar semua, saya ucapkan selamat. Berarti kamu tipe yang tidak mudah percaya berita yang kamu baca. Kamu bahkan berusaha mengeceknya ke berbagai macam sumber.
Kalau jawabanmu sebagian benar, kamu masih ada keinginan mengecek kebenarannya, tapi kamu malas mengecek keseluruhannya.
Kalau jawabanmu salah semua..... Mohon maaf, Kawan, sampeyan ternyata mudah sekali percaya berita apa pun yang sampeyan baca. Bisa bahaya kalau sampeyan juga tergolong orang yang mudah nge-share berita yang menurut kalian hebat. Salah-salah, sampeyan dimanfaatkan orang untuk menyebar fitnah.

Ada dua berita yang cenderung dilahap bulat-bulat oleh orang.
1. Yang berkaitan dengan kekagumannya.
2. Yang berkaitan dengan naluri bertahan hidupnya.

1. Berita apa pun tentang idola kita sudah pasti kita terima bulat-bulat. Berita bagusnya sudah pasti, berita jeleknya tidak. Sekalipun berita jelek itu berisi kebenaran, kita akan menolaknya mentah-mentah--tapi tidak mengkrosceknya.
2. Berita tentang naluri bertahan hidup itu tentang apa ya? Itu berita tentang sesuatu yang merongrong rasa nyamanmu. Misal, kamu dengar berita di kompleks rumahmu terjadi banjir bandang. Kamu langsung percaya, kamu panik, pengen cepat pulang ke rumah, padahal kamu sudah tahu di kompleksmu tidak ada sungai.
Contoh kedua, berita tentang anakmu kecelakaan. kamu langsung panik, dan mau transfer berapa duit pun pada penelepon gelap yang pura-pura dokter yang minta biaya operasi darurat--padahal anakmu asyik-asyik aja belajar di sekolahnya.
Contoh ketiga, berita tentang anti-Islam atau anti-anti agama lainnya yang bisa merongrong keimananmu. Dengan alasan membela agama, kamu bisa gelap mata oleh berita bohong dari orang-orang yang kamu kira menjaga akhlaknya seperti dirimu.
Contoh keempat, berita tentang orang yang mungkin akan merongrong kebebasanmu. Kebebasan untuk berpikir, berfacebook ria, ber-blog ria, yang mungkin akan membawamu penjara, bahkan pada tiang gantungan, padahal belum tentu itu terjadi.

Naluri, bukan datang dari logika. Tapi sekalinya memengaruhi logika, pengaruhnya nggak ilang-ilang. Yah.... namanya juga manusia.......

Yang Percaya CAMPOLAY itu Nama Sirup, Pikir Lagi!


Jelang Bulan Puasa gini nggak apdol kalau nggak bahas sirup. Salah satu sirup yang terkenal adalah Campolay, atau Tjampolay. Sirup ini asli daerah Cirebon dan pamornya sudah kesohor banget sejak  tahun 1930-an.

Lucunya, resep sirup ini konon lahir  lewat mimpi penciptanya, Tan Tjek Tjiu tanggal 11 Juli 1936.

Jumat, 30 Mei 2014

10 PRODUK YANG GA PERNAH MATI

Siapa sih yang nggak seneng buah karyanya (baca : produk) laris manis? Apalagi kalau sampai go global atau go internasional. Tapi pasti akan lebih seneng kalau produk kita bisa bertahan lama dan (seperti) nggak akan pernah mati.

Ada banyak faktor suatu produk bisa nggak pernah mati, salah satunya konsistensi dalam membubuhi corak produk. Berikut gue rangkum 10 produk yang berhasil "abadi"--dari otomotif sampai novel--berkat konsep "konsistensi jati diri":


1. BMW

Namanya aja udah jaminan mutu. BMW lahir di Jerman tahun 1916 sebagai produsen mesin pesawat terbang. Sejak terlibat Perang Dunia I, BMW dituntut ngurangin produksi pesawat terbangnya, lalu beralih memproduksi mobil mewah.  Sudah hampir 100 tahun berdiri, BMW ternyata

Senin, 26 Mei 2014

Gampang Banget Masuk ke DUNIA FIKSI

Ingat Alice in The Wonderland? Yep, cewek tanggung yang masuk ke dunia khayalan. Ternyata kita juga (rawan banget) senasib dengannya. Maksudnya masuk ke dunia antah berantah semacam itu. Nggak percaya? Tengoklah kebiasaan kita dewasa ini yang asyik melahap apa pun berita tentang  JOKOWI vs PRABOWO jelang PILPRES.

Membahas keduanya memang nggak ada matinya, kita jadi punya kenikmatan sendiri yang tiada taranya.

Kenikmatan yang dimaksud adalah berita tentang mereka berdua yang buanyak banget jumlahnya. Kita diberi beribu macam gerbang untuk masuk ke dunia "wonderland" itu. Awalnya memang bagus-bagus, tapi kok lama-lama makin bikin keder ya? Beberapa berita (malahan sebagian besar) membuat gue mikir, "Ini bener nggak sih?" saking musykilnya.

Akh, tahulah gue. Gue sedang terjebak ke dunia antah berantah di dalam FIKSI yang

Rabu, 21 Mei 2014

Mengajari Imah

Mungkin tak seharusnya aku menyanggupi permintaan Abah. Dengan begitu, aku tak perlu bertemu pemilik senyuman itu. Semua kini terlambat. Aku hanya sanggup meraup wajahku dengan telapak tangan sambil berusaha meredam degup jantungku dengan memohon ampunNya dalam wiridku. Ya Tuhan, beginikah yang dialami Imam Syafii saat menghindari perempuan demi kekhusyu’an pembelajarannya dulu?

*&*&

“Abah memanggilku?” ucapku ketika menemui Abah di rumahnya. Ini adalah panggilan yang tak biasanya mengingat

Anaknya Nakal Bapaknya Lebay

Ada-ada saja memang ulah anak-anak.
Malam tadi sewaktu minta dibikinin susu, Lyra (3,5 tahun) tiba-tiba mengerang kesakitan sambil memegang perut. Gue tanya , "Teteh kenapa? Pengen BAB?"
"Nggak, Pah. Sakiiit...."
"Iya, sakit kenapa? Pengen BAB?"
"Nggak Pah.... Sakiiitt...."

Emang dasar bocah ya, kurang bisa menjelaskan apa yang dideritanya. Apalagi Lyra mengerang kadang-kadang saja. Sebentar normal, sebentar mengerang.

Perlahan tapi pasti gue mulai cemas. Secara ini anak agak-agak

Jumat, 16 Mei 2014

Tragedi Gwen Stacy

Penggemar sejati komik/film (Amazing) Spider-Man pasti tahu siapa Gwen Stacy. Yep, dia pacarnya Peter Perker/Spider-Man selain Mary-Jane Watson. Malahan, Gwen Stacy ini lebih dulu dipacari Peter sebelum dirinya kepincut oleh M.J. yang notabene teman sekaligus rivalnya Gwen.

Alih-alih suka M.J., aku jujur lebih suka karakter Gwen ini. Dia smart, berani, dan cocok banget jadi pasangan "pembela kebenaran"--nya Peter. Beda banget dengan M.J. yang kesannya manja dan penggerutu.

Makanya dua pemeran Gwen Stacy di franchise film Spider-Man dan Amazing Spider-Man sama-sama bikin aku tergila-gila. Yang pertama Brice Dallas Howard, yang meranin Gwen di Spider-Man 3. Agak jauh dari kesan smart sih, tapi

Minggu, 20 April 2014

"Kedipan" KARIMUN WAGON R (Ternyata) Menyelamatkan!!




Nikmat rasanya kalau punya mobil sesuai kebutuhan dan memanjakan kita seperti istri sendiri he he... Apalagi saya termasuk pengendara kemarin sore. Jam terbang saya masih minim, hanya bolak-balik Jakarta-Cirebon yang treknya cenderung lurus dan datar. Kalau harus ke Bandung atau Puncak, paniklah saya. Saya sering terlambat oper gigi di tanjakan lantaran lupa mobil sedang di gear berapa. Laju mobil pun jadi ndut-ndutan. Masih untung mesin tidak mati atau mobil meluncur balik dalam posisi mundur. Jangan sampai deh. Ngeri!! Untuk itu saya ngidam banget mobil yang punya indikator jelas perpindahan gear-nya.

Ada tidak ya?

Eeh, ternyata ada! Di

Senin, 27 Januari 2014

Susahnya Cari Nama buat Anak Sendiri

Kalau melihat latar belakang gue yang penulis freelance sekaligus mantan editor buku, harusnya urusan cari nama bukan masalah besar. Tokh, waktu bikin novel aja gue sering berkutat sama urusan ginian.

Nyatanya........ cari nama buat anak sendiri susahnya minta ampun!!

Ngelesnya begini nih. Nama itu kan doa. Nah, itu artinya kasih nama buat anak nggak boleh sembarangan kan, karena itu nama kita jadikan doa sepanjang hayatnya.

Lucunya..... masalah ini kok baru muncul saat

Jumat, 03 Januari 2014

Jadwal Film-Film yang Layak Ditunggu (2014)

Tahun 2014 sudah tiba. Buat gue, ini berarti saatnya ngintip sedikit jadwal tayang film-film yang layak ditonton tahun ini. Cuma 28 film yang kutulis, sekedar film yang kira-kira bakal nge-hit, salah satunya The RAID 2: Berandal.

*Catatan , jadwal tayang ini bisa berubah sewaktu-waktu.


Januari

10 Jan : The Legend of Hercules
24 Jan :